Selasa, 24 Agustus 2010

Adakah keilmuan yg murni di luar jokam??

Menanggapi maraknya pemberitaan tentang pak Nurhasan. Berikut kami rangkum kisah hidup Abah & sedikit tentang keilmuan di Saudi.

Di makalah CAI disebutkan beberapa guru pak Nurhasan :
  • Abu samah (Syaikh Al-Imam Abdul Dhohir Abu Samah At-Talini Al-Makki (1882 M – 1950 M))
  • Muhammad Sueh (Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh (1893 M - 1969 M))
  • Sayyid Amin (Syaikh Sayyid Muhamamd Amin Kutbi (1909 M – 1983 M))
  • Umar Hamdan (Syaikh Abu Hafs Umar ibn Hamdan Al-Madani Al-Makki (1874 M - 1949 M))
Kemudian bisa diketahui murid-murid para syaikh tersebut jumlahnya sangat banyak, selain pak Nurhasan, antara lain :
  • Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (w. 1999 M) : Ketua Lajnah Daimah Saudi, mufti besar Kerajaan Saudi, rektor Universitas Islam Madinah.
  • Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid (w. 1981 M) : Kepala Komite Qadhi Senior Saudi, anggota Lembaga Ulama Senior Saudi.
  • Syaikh Alawi ibn Abbas Al-Maliki (w. 1971 M), pengajar di Masjidil Harom dan Madrasah Al-Falah.
  • Syaikh Abdurrazaq Hamzah (w. 1972 M), kepala Dar Hadits Mekkah.
  • Syaikh Husein Abdul Ghani ibn Abdurrahman Al-Falimbani (w. 1980 M), pengajar di Masjidil Harom yang berasal dari Palembang.
  • Syaikh Abdullah Khayath (w. 1995 M), imam di Mesjidil Harom. 
Bisa kita lihat, guru-guru pak Nurhasan adalah ulama-ulama terpandang di kerajaan Saudi. Murid-murid para ulama tersebut juga adalah orang-orang besar yang sangat dihormati oleh kerajaan, antara lain Syaikh Abdul Aziz bin Baz.

Dari sini bisa kita ketahui, bahwa ketika pak Nurhasan aktif gerilya di Indonesia hingga wafatnya, kemurnian agama Islam yang sesungguhnya masih berjalan tanpa sembunyi-sembunyi di Mekkah - Medinah, bahkan hingga saat ini.

hal ini yang mendorong p*s*t mengirim beberapa pakubumi utusan ke Mekah untuk menyempurnakan ilmu pak Nurhasan.

================================================================

1933 :
Pak Nurhasan berangkat ke Mekah. Beliau belajar hadits Bukhari dan Muslim kepada Syeikh Abu Umar Hamdan. Beliau juga belajar di Madrasah Darul Hadits dekat Masjidil Haram.

1941 :
Walaupun belum selesai menuntu ilmu, pak Nurhasan kembali ke Indonesia karena konflik militer global terjadi (Perang Dunia II). Di indonesia, pak Nurhasan membuka pengajian di Kediri. kemudian pak Nurhasan dibe'at oleh 2 orang jamaah lain (tapi pembe'atan ini tanpa publikasi ke khlayak umum).

1951 :
Mendirikan Darul Hadits / Yayasan Pondok Islam Djamaah (YPID) dengan tema pengajian "Menetapi Al Quran dan Al Hadits serta Budi Luhur"

1953 :
Menguatkan konsep Imamah / Jamaah setelah berhubungan dengan Jama’atul Muslimin Hizbullah (Imam Wali Al Fatah di jakarta)

1960 :
Puncak pendalaman manqul Qur’an dan Hadits tentang konsep Be’at, Amir, Jamaah, Taat. Ratusan jamaah di Desa Gadingmangu membai’at pak Nurhasan Al Ubaidah sebagai Imam (AmirulMu’minin).

1970
Disebarkannya surat / selebaran yang mengumumkan bahwa pak Nurhasan diangkat menjadi imam.

1971
Jaksa Agung Republik Indonesia melarang seluruh aktifitas Darul Hadits/Islam Jama’ah. Pada pemilu tahun 1971 anggota organisasi Darul Hadits/Islam Jama’ah mendukung Golkar.

1982
Sabtu, tanggal 12 Maret 1982 Nur Hasan Ubaidah Lubis meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.